Beberapa waktu yang lalu, gue dapet tugas bikin esai sama guru Bahasa
Indonesia. Tapi karena esai yang gue buat ini temanya tidak sesuai sama yang
dia pinta akhirnya esai ini pun gak dinilai. Nah, dari pada nganggur mending
gue posting aja di sini. Semoga bisa bermanfaat deh.
DIKEPUNGNYA KITA OLEH KORUPSI
Beberapa minggu terakhir ini kita
“dibiasakan” dengan berita korupsi dan penyuapan yang dilakukan oleh para pejabat
Negara yaitu anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) / DewanPerwakilan
Rakyat (DPR). Mengapa saya katakana “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa
pekan terakhir ini di media cetak maupun elektronik yang sering kali kita jumpai
berita tentang Korupsi dan Penyuapan, yang celakanya perbuatan tercela tersebut
dilakukan oleh para kalangan elit MPR/DPR. Sangat miris memang,
para anggota DPR/MPR yang seharusnya melayani, memperjuangkan dan menampung aspirasi rakyat belakangan malah menjadi pencuri ulung
yang memakan uang rakyat.
Korupsi sendiri berawal dari hal-hal kecil
yang ada di sekitar kita. Sungguh sangat miris ketika saya melihat teman-teman saya berbohong kepada
orangtua mereka tentang besarnya bayaran keperluan sekolah mereka misalnya, bayaran sebenarnya hanya Rp.
10.000,- mereka bilangnya Rp.
20.000,-. Hal lainnya misal dalam lingkungan sekolah, dalam ruang lingkup kelas yaitu dalam tugas kelompok membutuhkan biaya sekian, dan si
A berkata ke teman-temannya bahwa tugas tersebut memerlukan dana sekian,
padahal dana yang diperlukan tidak sebesar itu.
Ia sengaja menambahkan jumlah nominalnya
agar ia mendapatkan keuntungan. Jika dalam usia sedini ini kita sudah terbiasa melakukan korupsi kecil lalu,
bagaimana saat kita dewasa nanti?
Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa kondisi moral bangsa yang buruk dan lemahnya
keimanan kita pada Tuhan adalah sebuah kombinasi yang sempurna untuk
menjelaskan berbagai kasus korupsi dan penyuapan yang akhir-akhir ini terjadi.
Dan sudah selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut,
bahu-membahu bekerja sama dengan penuh kesadaran agar masa depan dan cita-cita
bangsa sebagai bangsa yang bersih dapat tercapai. Tindakan preventif baik
berupa memberikan materi pelajaran agama di Sekolah maupun keteguhan iman harus
segera ditanamkan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak terkait yang
bersalah pun sudah selayaknya segera dilakukan demi kenyamanan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar